Unisda.ac.id, Lamongan- Menpora Imam Nahrawi didampingi Rektor Universitas Islam Darul `UlumLamongan, Dr. H. M. Afif Hasbullah mengunjungi Gedung SABUGA (Sasana Budaya dan Olahraga) yang berlokasi di sebelah barat gedung FAI Universitas Islam Darul `Ulum Lamongan. Kedatangan Menpora kali ini untuk melakukan peninjauan Gedung SABUGA dan memberikan kuliah umum di depan ratusan mahasiswa baru, dosen, pimpinan Unisda Lamongan dengan tema ” Perguruan Tinggi Islam Sebagai Pilar Generasi Indonesia Emas”, dalam rangka memperingati hari santri dan Diesnatalis ke-XXXI pada Minggu (15/10) di Auditorium UNISDA Lamongan.
Tiba di UNISDA, Rombongan menpora disambut oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Resimen Mahasiswa dan Pramuka Unisda bersama jajaran pimpinan rektorat. Menpora saat kuliah umum mendorong para mahasiswa Unisda Lamongan untuk lahirnya generasi emas dalam titian keunggulan pemuda dan olahraga. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan para akademisi, pertama, bahwa salah satu Tri Dharma perguruan tinggi adalah pengembangan riset, diharapkan bahwa dalam setiap riset berkaitan dengan kebijakan publik yang dapat diimplementasikan.
Kedua, sebuah prestasi akan kian menarik dan diminati bila disumbangkan dengan apresiasi. Pemerintah sekarang begitu memperhatikan dan menghargai prestasi dan hak-hak atlit. Para atlit kini memiliki hak untuk memakai pakaian sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga olahraga saat ini tidak hanya didominasi oleh kalangan tertentu.
Ketiga, pemuda dan olahraga tidak bisa dipisahkan, keduanya ujung tombak pembangunan dan pemersatu bangsa. “Olahraga adalah pemersatu bukan pemecah belah bangsa, dalam hal ketiga ini, Menpora menyampaikan bahwa didaerah konflik Agama, yakni maluku, tepatnya di desa Tulehu telah lahir pemain-pemain sepak bola yang handal.
Selanjutnya, imam nahrawi menceritakan kisah Sani dari desa Tulehu, Maluku yang begitu menginspirasi. Sani awalnya memiliki impian agar di daerah Maluku tidak lagi terjadi konflik agama. Sani selanjutnya mewujudkan olahraga sepak bola di sana sebagai pemersatu penduduk yang berbeda agamanya. Hal semacam inilah yang patut kita tiru, bukan malah menjadikan olahraga sebagai pemecah bela, tambah imam nahrawi.
Dipenghujung acara, Menpora meminta perwakilan peserta kuliah umum untuk menyebutkan lagu-lagu nasional karya Ibu Sud, dan menyanyikan lagu Syubbanul Wathon (Yaa Lal Wathon) sebagai penyemangat bagi kita untuk memiliki rasa cinta kita terhadap NKRI. Kegiatan ini diakhiri dengan pemberian cindera mata dan berfoto bersama. (MH. Humas Unisda).