Unisda.ac.id, Lamongan- Seminar Nasional dan Dialog Interaktif ini mengambil tema “Meningkatkan Kemandirian Petani Demi Mewujudkan Kedaulatan Pangan” ini mengambil sosok pria berpenampilan sederhana asal kota Lampung, yakni Ir. Surono Danu.
“Seminar ini digelar oleh BEM Fakultas Pertanian agar kelak Pertanian di Indonesia dapat berkelanjutan dan mampu untuk mewujudkan kedaulatan pangan”, ujar Nur Khozin ketika menyampaikan sambutannya sebagai ketua panitia pelaksana. Acara seminar dan dialog interaktif ini diikuti oleh sivitas akademi baik dari Unisda Lamongan sendiri maupun dari Sivitas Akademika Universitas lain, dan pelaku tani di sekitar lamongan.
“Tema acara ini sungguh menarik, karena Negeri yang agraris ini masih sering untuk mengimpor buah, maupun hasil-hasil pertanian lain atau secara tak lansung bisa diakatakan bahwa Indonesia sekarang ini belum mampu berdaulat pangan” jelas Sutardi seorang anak petani asli yang juga menjadi wakil rektor bidang kemahasiswaan dan Alumni. “Jangan malu adi petani” tambahnya memotivasi peserta yang mayoritas adalah jurusan agroteknologi.
“Penting bagi kita untuk banyak belajar dari banyak pakar yang berasal dari luar Unisda, hal ini untuk menambah wawasan kita sehingga nantinya kita dapat lebih kreatif” tutur Sutardi sebelum membuka acara seminar ini. tepat pukul 09.35 pada hari Sabtu (23/12/2017) acara seminar dan dialog interaktif ini dibuka.
“Yang saya hormati, yang masih mau nasi” begitulah Surono Danu menyapa peserta seminar dan dialog interaktif ini, usai mengucapkan salam. Surono Danu adalah penemu benih padi unggul lokal yang akrab dinamai dengan benih padi sertani. Benih padi lokal ini mampu bertahan dari hama apapun. Bila batang tanaman padi ini digigit tikus, maka batangnya mampu menutup luka akibat gigitan hama hanya dalam waktu 24 jam dan tetap bisa tumbuh dengan baik. Benih Sertani 1 memiliki antibodi sendiri sehingga lebih tahan terhadap serangan penyakit.
Surono menghimbau kepada para peserta seminar untuk tidak terpaku pada penggunaan benih padi Hybrid dan pestisida-pestisida. “Dalam tanah, banyak sekali mahluk-mahluk halus yang perlu kita perhatikan” penggunaan pestisida yang kian langgeng digunakan oleh petani dinilai surono kian membuat tanah semakin miskin dari waktu kewaktu. Karenanya, kita perlu untuk memperlakukan tanah secara lebih baik lagi, beberapa diantaranya dengan menggunakan dan memperhatikan zat-zat yang terurai di lahan pertanian petani. (MH. Humas Unisda).